Minggu, 08 September 2013

Kali kedua di Kopi Shop





Kau yang mengajariku betapa setiap kehilangan bukan merawatku untuk semakin bertanya tentang hari setelah ini. Bahkan, ketika kau tak memberiku alasan untuk melakukan sebuah pertemuan kali kedua di kopi shop yang asing bagiku. Kota itu satu-satunya alasan mengapa saya hanya ingin mendengarmu saja, membagi setiap pertanyaan yang tak pernah mungkin terjawab. Lantas, saya terus bertanya padamu, mengapa membuat pertemuan di tempat keramaian sedang kau mengerti betapa saya membencinya.

Tak heran bila saya lebih nyaman berbincang denganmu saja. Meskipun kala itu pandanganmu menatap seorang barista yang sedang memepertunjukan keahliannya meracik kopi. Saya mulai melupakan hari dimana saya terluka, melupakan hari-hari dimana saya tak perlu lagi melibatkan soal menunggu atau cemas mengenai keberadaanmu. Kali ini, Saya mulai mengerti alasanmu menyederhanakan hidup, kau cukup menyanggupi urusan sabar, tak perlu repot membunuh waktu dengan usia yang sekadar angka. Bahkan ketika kalimat pertamamu yang tanpa ampun membuatku seperti manusia baru. 

Apa kau merasa aku lecehkan saat aku memutuskan hidup yang selebihnya menggantung? Karena kerap kali melibatkanmu hanya membuatku semakin bersalah. Lantas berulang kali kau hanya disibukan tentang pertanyaan-pertanyaan yang semakin tanggal. 

Lantas saya hanya memalingkan muka. Sedikit berdehem dan bilang kali ini saya hanya ingin duduk berdua denganmu saja, tanpa ada percakapan, sebab betapa kehilanganmu bahkan menjadikan saya seperti manusia baru yang tak mempunyai kesempatan untuk merasa kehilangan hari setelah ini, atau bahkan menit-menit yang hilang, seperti hari kemarin yang mengajari betapa kehilangan-kehilangan ini tak akan pernah lagi betul-betul menyakitkan.
Adalah hal mungkin perihal hari ini bukan sekadar menceritakan sebuah kisah masing-masing. Bahkan kau saja masih belum menyanggupi masalah kebahagian yang terkadang bisa kita buat sendiri saat berada di keramaian, Lantas saya bertanya kembali, apa benar persembunyian yang paling aman untuk menyembunyikan sebuah rahasia adalah di hadapan orang banyak?  Kau menolak menjawab, memalingkan muka dan berkata “ Berhentilah menjadi seorang yang  melankolis dan Mari membuat pertemuan di tempat yang membuatmu nyaman saja" 

Tidak ada komentar: