Selasa, 26 Maret 2013

Kopi pagi yang disela sedikit kenangan....

Saya baru tiba di kota ini beberapa jam yang lalu.setelah hampir delapan jam lamanya di dalam kereta. Masih Pagi memang ,sekitar pukul enam. saya masih harus menunggu dua jam lamanya demi  seorang sahabat saya yang memang menetap di Bandung Berjanji menjemput kedatangan saya pagi ini. kedai kopi di seberang stasiun itu masih tutup. Lantas saya menanyakan kepada seorang pekerja di stasiun kedai kopi terdekat. Kekhuatiran saya muncul ketika seorang petugas menunjukan sebuah kopi shop 24 jam yang jaraknya sekitar 100 meter dari stasiun. saya mulai cemas, bila saja tak ada kenangan di tempat itu mungkin saya tak akan pernah bertanya letak kopi shop terdekat. sepertinya saya akan mencoba berspekulasi tapi entah dengan siapa? dengan keadaan atau cuaca pagi ini yang benar-benar seperti mesin pembunuh. baiklah, saya mengalah daripada tubuh saya jatuh sakit karena menggigil apalagi kalo sampai semua urusan saya berantakan hari ini.


Kopi shop itu masih sepi, Saya memesan Latte hangat  duduk di meja pertama meletakan semua barang beserta laptop yang saya bawa. semua barang-barang saya letakan di samping kursi. sedang saya tetap pada posisi duduk mengambil sebuah catatan yang pernah saya tulis, dalam sebuah buku yang masih saya baca ada sebuah kutipan “Bayangan adalah sisi gelap kita, yang mendikte bagaimana kita seharusnya berlaku dan bertindak. Ketika kita mencoba membebaskan diri, kita menyalakan sebuah lampu di dalam diri kita, dan kita melihat jejaring laba-laba, sifat pengecut, kekejaman., dan biasanya dia berhasil, dan kita berlari kembali pada siapa kita sebelum kita mulai merasa ragu. Namun demikian, beberapa orang berhasil bertahan menghadapi pertemuan dengan jaring laba-laba mereka sendiri, dan berkata, “Ya, aku punya beberapa kesalahan, tapi aku baik-baik saja, dan aku ingin melanjutkan. Pada tahap ini, bayangan menghilang dan kita bersentuhan dengan Soul-jiwa.

Kopi Latte pesanan saya tiba lima menit kemudian. Saya membunuh waktu dengan sedikit beragumen, pengunjung kopi shop ini  para pekerja kantoran yang entah mungkin  terlalu pagi tiba di kantor dan sebagian lagi sepertinya para mahasiswa yang mencari tongkrongan sebelum jam kuliah.  

Kenangan itu tidak juga singkat,sedang saya hanya perlu duduk dan menikmati kopi Latte atau mungkin sesekali membuka email yang masuk sambil memakan beberapa biskuit. Tapi ingatan itu selalu datang setelahnya. Lelaki itu duduk di bangku nomer dua masih  menunggu dan  membunuh waktu bersama koran dan berita lokal pagi itu. Sebab bagaimana tidak ,ketika garis wajahnya masih sangat tersimpan rapi dalam memori. Menurutmu saya harus bagaimana?

satu jam berlalu. Lili menelpon saya menanyakan dimana ia harus menjemput saya, sementara saya masih merapikan barang-barang, saya berkata “jemputlah saya di depan stasiun sekitar satu jam lagi” dan seorang pria masuk stelahnya duduk di bangku nomer dua..  

Bandung 2013.....